30

дек

Kitab seks bangsa melayu, menerangkan dengan detail angota kelamin lelaki dan wanita, bentuk selaput dara,petua-petua seks, posisi seks,.

Buku permata yang hilang

Alkitab merupakan kumpulan kitab-kitab yang memiliki tujuan dan pengajaran kepada pembaca. Dan setiap penulis kitab berbeda. Windows 7 professional x64 dell oem torrent.

Salah satu dari kitab tersebut adalah injil Lukas. Dalam inijil Lukas terdapat beberapa pasal dan beberapa perikop. Dan beberapa dari perikop tersebut juga ada yang menuliskan tentang perumpamaan, salah satu perumpamaannya adalah tentang perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:11-32) tidak terlepas kaitannya dengan perumpamaan sebelumnya, yaitu perumpamaan tentang domba yang hilang dan perumpamaan tentang dirham yang hilang.

Perumpamaan ini diajarkan oleh Yesus Kristus kepada orang-orang yang mendengarkan-Nya yaitu para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Pada saat Yesus mengajarkan tentang perumpamaan ini maka bersungut-sungutlah para ahli taurat dan orang-orang Farisi karena Yesus kristus bersama-sama dengan para Pemungut cukai dan orang-orang berdosa itu. Dalam perumpamaan ini kita belajar banyak hal, di mana banyak orang menafsirkan bahwa yang diajarkan oleh penulisnya kepada pembaca adalah tentang “anak yang hilang itu”. Tetapi dalam paper ini, penulis akan mencoba memaparkan tentang beberapa ajaran yang kita dapatkan dari perumpamaan ini. Dan juga tujuan penulis dalam perikop ini. Lukas adalah seorang seniman dan ia menulis-lukisan bagi greja yang pertama.

Penulis kitab ini juga tidak diberitahukan secara jelas. Tetapi tradisi-tradisi yang mengaitkan injil keiga dengan seseorang yang bernama Lukas berasal dari abad ke-2 M. Ciri khas injil ini adalah injil Lukas merupakan jilid pertama dari dua jilid sejarah mengenai kekristenan mula-mula yang dilanjutkan dalam kisah para rasul. Gaya dan jenis bahasa kedua kitab ini begitu mirip sehingga tidak ada keragu-raguan lagi bahwa keduanya merupakan hasil karya satu orang penulis yang ditujukan kepada orang yang sama, yakni Teofilus (Lukas 1:1-4; kis.1:1). Menurut paulus, Lukas adalah seorang dokter, yang berasal dari Antiokhia di Siria. Secara umum injil Lukas mengikuti urutan peristiwa-peristiwa seperti yang termuat dalam matius dan markus, disertai beberapa tambahan yang khas. Catatan tentang kealahiran Yohanes pembabtis dan kelahiran serta masa kecil Yesus.

Dalam kitab ini ceritanya begitu hidup dan diungkapkan dengan begitu baik hingga orang dapat melihat Yesus sebagai tokoh sejarah yang nyata, bukan sekadar tokoh yang abstrak suatu karangan. Dalam kitab ini Yesus digambarkan sebagai Anak Manusia, menunjukkan bagaimana Ia hidup diantara manusia, dan bagaimana Ia menilai mereka serta apa yang dilakukan-Nya bagi mereka. Injil Lukas dalam pasal yang ke 15 menuliskan tiga perumpamaan, dan salah satu dari tiga perumpamaan tersebut ada tertulis dalam injil Matius. Dalam Matius berbicara tentang perumpamaan domba yang hilang, itu berbicara tentang pentingnya semangat kerasulan, dan Lukas menyangkut masalah kegembiraan besar bahkan dalam kalangan para Malaikat karena apa yang telah hilang telah ditemukan kembali. Perumpamaan anak domba yang hilang mengkhususkan gagasan mengenai cinta kasih Allah yang lemah-lembut, terlebih-lebih kalau didengarkan dengan latarbelakang perjanjian lama dan ucapan-ucapan Yohanes. Dirham yang hilang itu mungkin sekali adalah dirham yang didapati pada tudung kepala wanita tersebut; tentunya wanita itu sangat miskin, kalau permata hiasannya hanya hanya sepuluh mata uang.

Allah akan lebih bersukacita atas satu orang berdosa yang bertobat daripada sembilan puluh sembilan orang benar yang berpola pada dirinya sendiri. Perumpamaan kedua mirip dengan perumpamaan pertama tadi dan ditujukan pada wanita. Perumpamaan ini hanya Lukas yang mengisahkannya. Perumpamaan ketiga juga demikian hanya Lukas sendiri yang mengisahkannya. Perumpamaan ketiga ini berfokus pada “Bapa Yang Murah Hati”, sebab perumpamaan ini melukiskan kerahiman Bapa Surgawi yang melimpah ruah.

Pada perumpamaan ini dibagi dua bagian yaitu dimana pada bagian yang pertama dari Lukas 15: 11-24 tentang anak yang terjerumus dalam pekerjaan najis yang sangat merendahkan martabat orang Yahudi yang saleh yaitu menjadi penjaga babi. Perutnya sudah harus puas dengan ampas-ampas kacang yang menjadi makanan babi, tetapi makanan binatang itu menyebabkan perutnya sakit. Namun demikian tak seorangpun yang sudi memberikan sesuatu kepadanya.

Ia terpaksa mencuri. Kemudian kembalilah anak itu ke rumahnya, bukan karena hal itu suatu keharusan, melainkan karena terdorong oleh ingatannya pada kebaikan Bapanya. Yang kedua dari Lukas 15:25-32 yaitu tentang kakaknya dari anak yang hilang tersebut. Pada perumpamaan ini dia memerankan ahli Taurat dan orang Farisi yang belum pernah melanggar perintah ayahnya.

Di mana anak sulung itu marah, karena sikap bapanya kepada si bungsu. Si sulung memberikan penjelasan tentang kemarahannya dimana dia selalu setia melayani bapanya, dan tidak pernah melanggar perintah bapa, tetapi anak bapa itu (si bungsu) telah menghabiskan harta kekayaan bapa. Dan bisa juga kemarahan si sulung karena untuk menyambut anak bungsu, bapanya menyembelih anak domba, tetapi untuk yang sulung tidak pernah. Yang diajarkan dari perumpamaan ini sangat banyak. Kita dibawa melalui perumpamaan ini dengan melihat kehidupan kita, dimana dalam perumpamaan ini, Yesus mengambilnya dari kenyataan yang terjadi dalam orang-orang yang ada disekitarnya. Dan perumpamaan yang Dia sampaikan itu merupakan perumpamaan yang tidak susah untuk dimengerti oleh orang-orang yang mendengarkan-Nya.

Popular Posts

  • Kitab seks bangsa melayu, menerangkan dengan detail angota kelamin lelaki dan wanita, bentuk selaput dara,petua-petua seks, posisi seks,.

    \'Buku

    Alkitab merupakan kumpulan kitab-kitab yang memiliki tujuan dan pengajaran kepada pembaca. Dan setiap penulis kitab berbeda. Windows 7 professional x64 dell oem torrent.

    Salah satu dari kitab tersebut adalah injil Lukas. Dalam inijil Lukas terdapat beberapa pasal dan beberapa perikop. Dan beberapa dari perikop tersebut juga ada yang menuliskan tentang perumpamaan, salah satu perumpamaannya adalah tentang perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:11-32) tidak terlepas kaitannya dengan perumpamaan sebelumnya, yaitu perumpamaan tentang domba yang hilang dan perumpamaan tentang dirham yang hilang.

    Perumpamaan ini diajarkan oleh Yesus Kristus kepada orang-orang yang mendengarkan-Nya yaitu para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Pada saat Yesus mengajarkan tentang perumpamaan ini maka bersungut-sungutlah para ahli taurat dan orang-orang Farisi karena Yesus kristus bersama-sama dengan para Pemungut cukai dan orang-orang berdosa itu. Dalam perumpamaan ini kita belajar banyak hal, di mana banyak orang menafsirkan bahwa yang diajarkan oleh penulisnya kepada pembaca adalah tentang “anak yang hilang itu”. Tetapi dalam paper ini, penulis akan mencoba memaparkan tentang beberapa ajaran yang kita dapatkan dari perumpamaan ini. Dan juga tujuan penulis dalam perikop ini. Lukas adalah seorang seniman dan ia menulis-lukisan bagi greja yang pertama.

    Penulis kitab ini juga tidak diberitahukan secara jelas. Tetapi tradisi-tradisi yang mengaitkan injil keiga dengan seseorang yang bernama Lukas berasal dari abad ke-2 M. Ciri khas injil ini adalah injil Lukas merupakan jilid pertama dari dua jilid sejarah mengenai kekristenan mula-mula yang dilanjutkan dalam kisah para rasul. Gaya dan jenis bahasa kedua kitab ini begitu mirip sehingga tidak ada keragu-raguan lagi bahwa keduanya merupakan hasil karya satu orang penulis yang ditujukan kepada orang yang sama, yakni Teofilus (Lukas 1:1-4; kis.1:1). Menurut paulus, Lukas adalah seorang dokter, yang berasal dari Antiokhia di Siria. Secara umum injil Lukas mengikuti urutan peristiwa-peristiwa seperti yang termuat dalam matius dan markus, disertai beberapa tambahan yang khas. Catatan tentang kealahiran Yohanes pembabtis dan kelahiran serta masa kecil Yesus.

    Dalam kitab ini ceritanya begitu hidup dan diungkapkan dengan begitu baik hingga orang dapat melihat Yesus sebagai tokoh sejarah yang nyata, bukan sekadar tokoh yang abstrak suatu karangan. Dalam kitab ini Yesus digambarkan sebagai Anak Manusia, menunjukkan bagaimana Ia hidup diantara manusia, dan bagaimana Ia menilai mereka serta apa yang dilakukan-Nya bagi mereka. Injil Lukas dalam pasal yang ke 15 menuliskan tiga perumpamaan, dan salah satu dari tiga perumpamaan tersebut ada tertulis dalam injil Matius. Dalam Matius berbicara tentang perumpamaan domba yang hilang, itu berbicara tentang pentingnya semangat kerasulan, dan Lukas menyangkut masalah kegembiraan besar bahkan dalam kalangan para Malaikat karena apa yang telah hilang telah ditemukan kembali. Perumpamaan anak domba yang hilang mengkhususkan gagasan mengenai cinta kasih Allah yang lemah-lembut, terlebih-lebih kalau didengarkan dengan latarbelakang perjanjian lama dan ucapan-ucapan Yohanes. Dirham yang hilang itu mungkin sekali adalah dirham yang didapati pada tudung kepala wanita tersebut; tentunya wanita itu sangat miskin, kalau permata hiasannya hanya hanya sepuluh mata uang.

    Allah akan lebih bersukacita atas satu orang berdosa yang bertobat daripada sembilan puluh sembilan orang benar yang berpola pada dirinya sendiri. Perumpamaan kedua mirip dengan perumpamaan pertama tadi dan ditujukan pada wanita. Perumpamaan ini hanya Lukas yang mengisahkannya. Perumpamaan ketiga juga demikian hanya Lukas sendiri yang mengisahkannya. Perumpamaan ketiga ini berfokus pada “Bapa Yang Murah Hati”, sebab perumpamaan ini melukiskan kerahiman Bapa Surgawi yang melimpah ruah.

    Pada perumpamaan ini dibagi dua bagian yaitu dimana pada bagian yang pertama dari Lukas 15: 11-24 tentang anak yang terjerumus dalam pekerjaan najis yang sangat merendahkan martabat orang Yahudi yang saleh yaitu menjadi penjaga babi. Perutnya sudah harus puas dengan ampas-ampas kacang yang menjadi makanan babi, tetapi makanan binatang itu menyebabkan perutnya sakit. Namun demikian tak seorangpun yang sudi memberikan sesuatu kepadanya.

    Ia terpaksa mencuri. Kemudian kembalilah anak itu ke rumahnya, bukan karena hal itu suatu keharusan, melainkan karena terdorong oleh ingatannya pada kebaikan Bapanya. Yang kedua dari Lukas 15:25-32 yaitu tentang kakaknya dari anak yang hilang tersebut. Pada perumpamaan ini dia memerankan ahli Taurat dan orang Farisi yang belum pernah melanggar perintah ayahnya.

    Di mana anak sulung itu marah, karena sikap bapanya kepada si bungsu. Si sulung memberikan penjelasan tentang kemarahannya dimana dia selalu setia melayani bapanya, dan tidak pernah melanggar perintah bapa, tetapi anak bapa itu (si bungsu) telah menghabiskan harta kekayaan bapa. Dan bisa juga kemarahan si sulung karena untuk menyambut anak bungsu, bapanya menyembelih anak domba, tetapi untuk yang sulung tidak pernah. Yang diajarkan dari perumpamaan ini sangat banyak. Kita dibawa melalui perumpamaan ini dengan melihat kehidupan kita, dimana dalam perumpamaan ini, Yesus mengambilnya dari kenyataan yang terjadi dalam orang-orang yang ada disekitarnya. Dan perumpamaan yang Dia sampaikan itu merupakan perumpamaan yang tidak susah untuk dimengerti oleh orang-orang yang mendengarkan-Nya.

    ...'>Kitab Permata Yang Hilang(30.12.2018)
  • Kitab seks bangsa melayu, menerangkan dengan detail angota kelamin lelaki dan wanita, bentuk selaput dara,petua-petua seks, posisi seks,.

    \'Buku

    Alkitab merupakan kumpulan kitab-kitab yang memiliki tujuan dan pengajaran kepada pembaca. Dan setiap penulis kitab berbeda. Windows 7 professional x64 dell oem torrent.

    Salah satu dari kitab tersebut adalah injil Lukas. Dalam inijil Lukas terdapat beberapa pasal dan beberapa perikop. Dan beberapa dari perikop tersebut juga ada yang menuliskan tentang perumpamaan, salah satu perumpamaannya adalah tentang perumpamaan anak yang hilang. Perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:11-32) tidak terlepas kaitannya dengan perumpamaan sebelumnya, yaitu perumpamaan tentang domba yang hilang dan perumpamaan tentang dirham yang hilang.

    Perumpamaan ini diajarkan oleh Yesus Kristus kepada orang-orang yang mendengarkan-Nya yaitu para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Pada saat Yesus mengajarkan tentang perumpamaan ini maka bersungut-sungutlah para ahli taurat dan orang-orang Farisi karena Yesus kristus bersama-sama dengan para Pemungut cukai dan orang-orang berdosa itu. Dalam perumpamaan ini kita belajar banyak hal, di mana banyak orang menafsirkan bahwa yang diajarkan oleh penulisnya kepada pembaca adalah tentang “anak yang hilang itu”. Tetapi dalam paper ini, penulis akan mencoba memaparkan tentang beberapa ajaran yang kita dapatkan dari perumpamaan ini. Dan juga tujuan penulis dalam perikop ini. Lukas adalah seorang seniman dan ia menulis-lukisan bagi greja yang pertama.

    Penulis kitab ini juga tidak diberitahukan secara jelas. Tetapi tradisi-tradisi yang mengaitkan injil keiga dengan seseorang yang bernama Lukas berasal dari abad ke-2 M. Ciri khas injil ini adalah injil Lukas merupakan jilid pertama dari dua jilid sejarah mengenai kekristenan mula-mula yang dilanjutkan dalam kisah para rasul. Gaya dan jenis bahasa kedua kitab ini begitu mirip sehingga tidak ada keragu-raguan lagi bahwa keduanya merupakan hasil karya satu orang penulis yang ditujukan kepada orang yang sama, yakni Teofilus (Lukas 1:1-4; kis.1:1). Menurut paulus, Lukas adalah seorang dokter, yang berasal dari Antiokhia di Siria. Secara umum injil Lukas mengikuti urutan peristiwa-peristiwa seperti yang termuat dalam matius dan markus, disertai beberapa tambahan yang khas. Catatan tentang kealahiran Yohanes pembabtis dan kelahiran serta masa kecil Yesus.

    Dalam kitab ini ceritanya begitu hidup dan diungkapkan dengan begitu baik hingga orang dapat melihat Yesus sebagai tokoh sejarah yang nyata, bukan sekadar tokoh yang abstrak suatu karangan. Dalam kitab ini Yesus digambarkan sebagai Anak Manusia, menunjukkan bagaimana Ia hidup diantara manusia, dan bagaimana Ia menilai mereka serta apa yang dilakukan-Nya bagi mereka. Injil Lukas dalam pasal yang ke 15 menuliskan tiga perumpamaan, dan salah satu dari tiga perumpamaan tersebut ada tertulis dalam injil Matius. Dalam Matius berbicara tentang perumpamaan domba yang hilang, itu berbicara tentang pentingnya semangat kerasulan, dan Lukas menyangkut masalah kegembiraan besar bahkan dalam kalangan para Malaikat karena apa yang telah hilang telah ditemukan kembali. Perumpamaan anak domba yang hilang mengkhususkan gagasan mengenai cinta kasih Allah yang lemah-lembut, terlebih-lebih kalau didengarkan dengan latarbelakang perjanjian lama dan ucapan-ucapan Yohanes. Dirham yang hilang itu mungkin sekali adalah dirham yang didapati pada tudung kepala wanita tersebut; tentunya wanita itu sangat miskin, kalau permata hiasannya hanya hanya sepuluh mata uang.

    Allah akan lebih bersukacita atas satu orang berdosa yang bertobat daripada sembilan puluh sembilan orang benar yang berpola pada dirinya sendiri. Perumpamaan kedua mirip dengan perumpamaan pertama tadi dan ditujukan pada wanita. Perumpamaan ini hanya Lukas yang mengisahkannya. Perumpamaan ketiga juga demikian hanya Lukas sendiri yang mengisahkannya. Perumpamaan ketiga ini berfokus pada “Bapa Yang Murah Hati”, sebab perumpamaan ini melukiskan kerahiman Bapa Surgawi yang melimpah ruah.

    Pada perumpamaan ini dibagi dua bagian yaitu dimana pada bagian yang pertama dari Lukas 15: 11-24 tentang anak yang terjerumus dalam pekerjaan najis yang sangat merendahkan martabat orang Yahudi yang saleh yaitu menjadi penjaga babi. Perutnya sudah harus puas dengan ampas-ampas kacang yang menjadi makanan babi, tetapi makanan binatang itu menyebabkan perutnya sakit. Namun demikian tak seorangpun yang sudi memberikan sesuatu kepadanya.

    Ia terpaksa mencuri. Kemudian kembalilah anak itu ke rumahnya, bukan karena hal itu suatu keharusan, melainkan karena terdorong oleh ingatannya pada kebaikan Bapanya. Yang kedua dari Lukas 15:25-32 yaitu tentang kakaknya dari anak yang hilang tersebut. Pada perumpamaan ini dia memerankan ahli Taurat dan orang Farisi yang belum pernah melanggar perintah ayahnya.

    Di mana anak sulung itu marah, karena sikap bapanya kepada si bungsu. Si sulung memberikan penjelasan tentang kemarahannya dimana dia selalu setia melayani bapanya, dan tidak pernah melanggar perintah bapa, tetapi anak bapa itu (si bungsu) telah menghabiskan harta kekayaan bapa. Dan bisa juga kemarahan si sulung karena untuk menyambut anak bungsu, bapanya menyembelih anak domba, tetapi untuk yang sulung tidak pernah. Yang diajarkan dari perumpamaan ini sangat banyak. Kita dibawa melalui perumpamaan ini dengan melihat kehidupan kita, dimana dalam perumpamaan ini, Yesus mengambilnya dari kenyataan yang terjadi dalam orang-orang yang ada disekitarnya. Dan perumpamaan yang Dia sampaikan itu merupakan perumpamaan yang tidak susah untuk dimengerti oleh orang-orang yang mendengarkan-Nya.

    ...'>Kitab Permata Yang Hilang(30.12.2018)